Pendidikan adalah hak setiap warga negara, terutama bagi mereka anak-anak usia sekolah. Berbagai platform pendidikan hadir, dengan berbagai konten yang ditawarkan. Hal ini bukannya menjadi solusi bagi pemerataan pendidikan di Indonesia, tetapi justru makin melebarkan jurang pemisah antara mereka yang mampu membayar pendidikan ekstra atau di luar sekolah, dengan mereka yang sekolahpun bahkan tidak mampu untuk membayar.
Home
Pandemi COVD-19 telah meluluhlantahkan tatanan kehidupan masyarakat, termasuk juga pendidikan. Dari 10 negara di dunia, Indonesia merupakan peringkat ketiga jika dilihat dari para peserta didik yang terkenda dampak. Sebanyak 86 juta pelajar, mulai dari tingkatan sekolah dasar, mengengah dan perguruan tinggi harus menghentikan kegiatan belajar normal, dan berganti ke sistem pembelajaran jarak jauh.
Situasi ini makin diperparah dengan kondisi perekonomian yang semakin memburuk, di mana daya beli masyarakat semakin menurun. Sehingga, pendidikanpun seakan semakin mahal dan tidak terjangkau, di lain pihak, sekolah dan lembaga pendidikan juga butuh biaya untuk menjalankan operasional sekolah. Hal ini tentunya menjadi keprihatinan kita bersama.
Dalam tatanan New Normal, kita perlu sebuah strategi dalam pembelajaran. Tidak hanya membatasi intensitas tatap muka, tetapi harus bisa memanfaatkan teknologi dalam proses belajar mengajar di sekolah. Teknologi yang digunakan tidak bisa diserahkan kepada setiap sekolah dan guru, karena variasi penggunaan teknologi, juga akan berpengaruh terhadap kualitas hasil belajar. Oleh karena itu, INDISCH hadir di tengah masyarakat untuk memberikan solusi All-in-One untuk pembelajaran.
INDISCH adalah platform pembelajaran GRATIS, yang bisa digunakan oleh siapapun, baik pihak sekolah, guru, maupun siswa. Bahkan siswa dan orang tua siswa dapat berkolaborasi dalam proses belajar dan mengajar melalui aplikasi INDISCH.